Taman kering dan taman basah menyuguhkan jenis visual yang sama sekali berbeda. Taman kering memancarkan visual melalui batu koral dan sukulen berdaya tahan tinggi, sedangkan taman basah menghadirkan visual harmoni hijau yang hidup lewat rumput tebal dan elemen air yang menyejukkan. 

Keduanya menawarkan daya tarik visual yang kuat, tetapi kebutuhan perawatan, anggaran, dan tantangan iklimnya tidak bisa disamakan. Agar keputusan Anda benar‑benar tepat sasaran, artikel ini merangkum 5 perbedaan paling menonjol antara kedua konsep tersebut.

5 Perbedaan Taman Kering dan Taman Basah 

Taman kering dan taman basah sama‑sama dapat mempercantik halaman rumah, tetapi karakter, kebutuhan perawatan, hingga biaya yang terlibat ternyata jauh berbeda. Sebelum Anda memutuskan model mana yang paling pas untuk hunian, mari cari tahu lebih lanjut tentang 5 perbedaan taman kering dan taman basah yang paling menonjol di antara kedua konsep lanskap ini.

1. Konsep Desain dan Nuansa Visual

  • Taman Kering mengandalkan komposisi batu koral, pasir, kayu apung, hingga kerikil dekoratif sebagai elemen dominan. Permukaannya cenderung rata dan bersih sehingga menonjolkan kesan minimalis serta modern.

  • Taman Basah justru memerlukan unsur hijau yang rimbun, rumput tebal, maupun elemen air (kolam, pancuran). Nuansa tropis terasa kuat, memberi impresi segar dan alami. Dengan kata lain, taman kering memukau lewat keheningan visualnya, sedangkan taman basah memikat lewat keramaian teksturnya.

2. Jenis Tanaman

  • Taman Kering biasanya diisi sukulen, kaktus, sansevieria, atau agave spesies berdaya tahan tinggi terhadap panas dan minim air.

  • Taman Basah bebas menampung tanaman berdaun lebar seperti monstera, calathea, palem, hingga tumbuhan air seperti teratai. Kebutuhan air tinggi pada tanaman ini membuat area tetap lembap.​

3. Media Tanam dan Sistem Drainase

  • Pada taman kering, lapisan geotekstil dan bebatuan berfungsi ganda, yaitu untuk mempercantik sekaligus memastikan air hujan cepat turun ke tanah guna mencegah genangan yang justru merusak estetika.

  • Sebaliknya, taman basah memakai tanah gembur bercampur kompos. Drainase dibuat lebih lambat agar tanah tetap basah, biasanya dilengkapi kolam resapan atau irigasi tetes untuk menjaga kelembapan merata.

4. Intensitas Perawatan

  • Taman Kering setia pada prinsip “low maintenance”. Penyiraman cukup satu‑dua kali seminggu; Anda hanya perlu mengecek gulma dan menata ulang kerikil jika bergeser.

  • Taman Basah menuntut penyiraman harian, pemangkasan rutin, serta pengecekan pH air bila ada kolam. Pupuk daun dan cair juga wajib dijadwalkan agar tanaman tidak mudah layu.

5. Biaya dan Jangka Panjang

  • Modal awal taman kering bisa lebih tinggi karena penggunaan bebatuan dekoratif dan landscape fabric, tetapi ongkos bulanan (air, pupuk, tenaga gardener) jauh lebih hemat.

  • Taman basah memang dapat dibuat dengan biaya awal moderat, namun pos biaya operasional, seperti listrik pompa air, pupuk organik, hingga pestisida ramah lingkungan jauh lebih besar. Jika Anda menetap di kawasan dengan curah hujan tinggi, cost maintenance taman basah bisa bertambah karena risiko hama jamur.

Dengan memahami lima perbedaan yang menonjol, seperti desain visual, jenis tanaman, media tanam, intensitas perawatan, hingga aspek biaya, Anda kini dapat menilai secara objektif apakah taman kering yang low maintenance atau taman basah yang kaya elemen hijau lebih sesuai untuk hunian Anda.

Kini saatnya wujudkan taman impian di rumah Anda! Dapatkan semua kebutuhan taman, mulai dari desain konsep, pemilihan tanaman, hingga sistem drainase dan irigasi yang lengkap, hanya di Paritama.

Tunggu apa lagi? Hubungi Paritama sekarang dan wujudkan impian taman estetik Anda bersama kami!